Foto: Ilustrasi |
Namun dalam kliping koran yang ditampilkan dalam makalah Haji Mukhtar Tanjung memberi penjelasan berbeda. Berita koran yang melaporkan jalannya diskusi panel yang dilakukan oleh suku sakat Tanjung Limau Purut pada Minggu, 24 Januari 1993, menjelaskan sebagai berikut:
Tengku Luckman Sinar menulis: Ada seorang bernama DATUK MAT JANGGUT berasal dari negeri Kuantan bersama isterinya KULO dan enam orang pengikutnya berlayar dan samapailah pada suatu kuala sungai yang betingnya jauh menjorok ke tengah laut seakan-akan sebuah semenanjung. Maka dinamakanlah tempat itu KUALA TANJUNG. Lalu membuat negerilah dia disitu. (Waspada, 26 Februari 1986).
Menurut tuturan Tengku Luckman Sinar, Datuk Mat Janggut merupakan raja pertama dari kerajaan Tanjung.
Pengangkatan Datuk Umar Palangki
Menurut Morna (2010), diangkatnya Datuk Umar Palangki sebagai pemimpin berdasarkan inisiatif masayarakat, karena penduduk setempat percaya kepada kepemimpinan beliau. Morna menulis:
'...pemukiman semakin ramai, masyarakatnya mempercayakan Datuk Umar Palangki menjadi penguasa karena menganggap beliaulah peneroka kampung sehingga menjadi negeri yang telah memberi kehidupan lebih baik kepada kaum penghijrah.
Hal yang sama juga diungkapkan dalam buku Flores Tanjung dkk (2014) :
Setelah kehidupan menjadi ramai dan kampung bertambah luas, masyarakat akhirnya mempercayakan Datuk Umar Pelangki menjadi raja mereka. Disebabkan Datuk Umar Pelangki-lah kepala rombongan pembuka kampung yang sekarang bertambah luas yang akhirnya disebut Negri telah memberikan kehidupan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah.
Begitu juga yang ditulis dalam paper Sofyan Tanjung (1979):
Pertambahan penduduk di Tanjung Limau Purut memerlukan seorang pemimpin untuk dijadikan ikutan baik dalam bidang adat istiadat maupun ajaran agama. Untuk memegang jabatan ini dipilihlah orang yang berpengalaman dan yang tertua dari anggota masyarakat sebagai yang dihormati.
Datuk Umar diangkat sebagai Datuk pemegang, pengatur 4 tata tertib yang hidup di tengah-tengah masyarakat Tanjung Limau Purut.
Pendapat berbeda diajukan oleh Haji Muchtar Tanjung. Dalam makalahnya dijelaskan bahwa perihal kepemimpinan di Tanjung Lima Purut justru berasal dari inisiatif Datuk Umar Palangki sendiri:
Maka pada suau hari Datuk Umar mengundang semua rombongan hadir ke Rumah Balai tempat Musyawarah ..., maka sebagai protokol Panglima Tenggang menyampaikan apa yang terkandung di dalam hati Datuk Umar selama hari ini. Atas mupakat dalam musyawarah itu maka bulat kata bak mupakat bulat air bak pembuluh, maka dengan suara bulat diangkat dan ditabalkanlah Datuk Umar menjadi raja pertama Kerajaan Tanjung Limau Purut.
0 Komentar