Foto: Ilustrasi |
Dalam makalah yang ditulis Haji Muchtar
Tanjung (HMT), Datuk Umar Palangki merupakan anak dari Datuk Agung Palangki.
Bersama ayah, adik perempuannya (Kulo), saudara iparnya Mat Janggut (suami
Kulo), Panglima Tenggang dan rombongan lainnya berlayar dari Palangki
Minangkabau dengan lancang Gajah Ruku. Rombongan tersebut kemudian berlabuh di
suatu kuala kemungkinan wilayah Batubara
(Labuhan Ruku) sekarang.
HMT memang tidak menyebutkan secara eksplisit nama daerah tempat rombongan yang dipimpin Datuk Agung Palangki tersebut berlabuh. Namun ada kesesuaian cerita dalam legenda Batubara maupun tentang Gajah Ruku, bahtera yang membawa mereka berlayar. Kedua hal itu mengiindikasikan wilayah tempat Datuk Agung Palangki mendarat adalah Labuhan Ruku.
Namun setelah beberapa tahun menetap disana, karena suatu hal Datuk Umar bersama istri dan beberapa orang pengikut berhijrah ke wilayah yang baru. Wilayah tersebut kemudian bernama Tanjung Limau Purut dengan Datuk Umar Palangki sebagai pemimpin pertamanya.
Sebagai Pemimpin Pertama
Datuk Umar Palangki merupakan pendiri sekaligus pemimpin (raja) pertama Kedatukan Tanjung Limau Purut. Hal ini tidak ada perbedaan versi baik dari paper Sofyan Tanjung, makalah Haji Mukhtar Tanjung maupaun dalam dua buah buku sejarah Batubara yang di terbitkan oleh Pemkab Batubara tahun 2010 dan 2014. Buku pertama ditulis oleh Muhammad Yusuf Morna dan buku kedua ditulis oleh Flores Tanjung, dkk. Namun dalam kliping koran yang ditampilkan dalam tulisan Haji Mukhtar Tanjung memberi penjelasan berbeda. Berita koran yang melaporkan jalannya diskusi panel yang dilakukan suku sakat Tanjung Limau Purut pada Minggu, 24 Januari 1993, menjelaskan sebagai berikut:
Tengku Luckman Sinar menulis: Ada seorang bernama DATUK MAT JANGGUT berasal dari negeri Kuantan bersama isterinya KULO dan enam orang pengikutnya berlayar dan samapiklah pada suatu kuala sungai yang betingnya jauh menjorok ke tengah laut seakan-akan sebuah semenanjung. Maka dinamakanlah tempat itu KUALA TANJUNG. Lalu membuat negerilah dia disitu. (Waspada, 26 Februari 1986).
Dalam berita koran tersebut, Tengku Luckman Sinar menyatakan bahwa Datuk Mat Janggut merupakan raja pertama dari kerajaan Tanjung.
Pengangkatan Datuk Umar Palangki
Menurut Morna, diangkatnya Datuk Umar Palangki sebagai pemimpin karena penduduk percaya kepada pemimpinan Datuk Umar. Morna menulis:
...pemukiman semakin ramai, masyarakatnya mempercayakan Datuk Umar Palangki menjadi penguasa karena menganggap beliaulah peneroka kampung sehingg menjadi negeri yang telah memberi kehidupan lebih baik kepada kaum penghijrah.
Hal yang sama juga diungkapkan dalam buku Flores Tanjung dkk sebagai berikut:
Setelah kehidupan menjadi ramai dan kampung bertambah luas, masyarakat akhirnya mempercayakan DAtuk Umar Pelangki menjadi raja mereka. Disebabkan Datuk Umar Pelangki-lah kepala rombongan pembuka kampung yang sekarang bertambah luas yang akhirnya disebut Negri telah memberikan kehidupan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah.
Begitu juga dalam Sofyan Tanjung:
Pertambahan penduduk di Tanjung Limau Purut memerlukan seorang pemimpin untuk dijadikan ikutan baik dalam bidang adat istiadat maupun ajaran agama. Untuk memegang jabatan ini dipilihlah orang yang berpengalaman dan yang tertua dari anggota masyarakat sebagai yang dihormati.
Datuk Umar diangkat sebagai Datuk pemegang, pengatur 4 tata tertib yang hidup di tengah-tengah masyarakat Tanjung Limau Purut.
Pendapat berbeda diajukan oleh Haji Muchtar Tanjung. Ia menjelaskan bahwa perihal kepemimpinan di Tanjung Lima Purut justru berasal dari inisiatif Datuk Umar Palangki sendiri:
Maka pada suau hari Datuk Umar mengundang semua rombongan hadir ke Rumah Balai tempat Musyawarah ..., maka sebagai protokol Panglima Tenggang menyampaikan apa yang terkandung di dalam hati Datuk Umar selama hari ini. Atas mupakat dalam musyawarah itu maka bulat kata bak mupakat bulat air bak pembuluh, maka dengan suara bulat diangkat dan ditabalkanlah Datuk Umar menjadi raja pertama Kerajaan Tanjung Limau Purut.
Datuk Umar Palangki memiliki lima orang
anak. Menurut Haji Amin Yahya sebagaimana diwawancarai oleh Sofyan Tanjug memberi penjelasan sebagai berikut:
"Datuk Umar mempunyai anak satu Maarus, dua Taaris, tiga Kitab, empat Saair, lima Tulis (perempuan) keluarga ini dibesarkan di Tanjung Limau Purut bersama dengan Datuk Umat (Amat) dan Makciknya Kulo di saat mereka masih kanak-kanak." (Wawancara tanggal 25-10-1978, jam 20.00 wib di desa Tanah Merah)
Sementara itu Haji Muchtar Tanjung dalam makalahnya
juga memberi keterangan yang kurang lebih sama. Sedikit berbeda dalam hal
penulisan nama, sebagai berikut:
Datuk Umar bin Datuk Agung Pelangki. Asal
Minangkabau Pagaruyung
Anaknya:
1. Datuk Maarus
2. Datuk Taarus
3. Datuk Kitab
4. Datuk Sair
5. Incik Tulus
Dari tulisan Haji Muchtar Tanjung juga
didapatkan keterangan bahwa Datuk Umar memerintah Kedatukan Tanjung Limau Purut
pada tahun 1750. Dari keterangan ini bisa disimpulkan Datuk Umar memerintah
selama 34 tahun (1750-1784)
Tanah Merah, 21 Juni 2022
(Abdul Kahar Kongah)
Artikel Terkait:
Asal Usul Kedatukan Tanjung Limau Purut (VersiSofyan Tanjung)
Asal Usul Kedatukan Tanjung Limau Purut (VersiHaji Muchtar Tanjung)
Asal Usul Tanjung Limau Purut (Versi PemkabBatubara)
Datuk Umar Palangki: Pemimpin Pertama TanjungLimau Purut
Geografi Kedatukan Tanjung Limau Purut
0 Komentar